Jepang
berusaha menjadi negara yang memberikan servis terbaik untuk para wisatawannya.
Pariwisata merupakan sektor yang sedang berkembang pesat di Jepang. Sejak
bencana gempa pada tahun 2011, Jepang mulai melakukan berbagai cara untuk
membangkitkan kembali gairah sektor pariwisata yang sempat lesu. Jepang bagian
tengah muncul sebagai oase di tengah mandeknya pariwisata di Jepang. Membuka
tantangan baru dengan tidak melulu menghadirkan Tokyo, Osaka, Kyoto sebagai
tujuan wisata, Jepang berusaha membangkitkan gairah wisata di seluruh wilayah
Jepang. Pemerintah prefektur berlomba untuk menggali potensi wisata di
daerahnya masing-masing. Seluruh faktor diperhatikan untuk membangun potensi
wisata terutama untuk wisatawan asing. Kebudayaan, adat istiadat, tempat
bersejarah, sampai makanan menjadi perhatian serius bagi para penggali potensi pariwisata.
Yang
menjadi perhatian dari penggiat wisata Jepang adalah meningkatnya jumlah
wisatawan muslim untuk melancong ke Jepang. Menurut pantauan yang kami lihat di
VOA Indonesia (12/11/2014), jumlah
terbesar dari negara-negara mayoritas Muslim adalah dari Malaysia dan
Indonesia. Sebanyak 158.500 orang Malaysia datang pada sembilan bulan pertama
2014, atau naik 52,3 persen, dan jumlah turis Indonesia naik 13,4 persen
menjadi 111.400 orang. Untuk itu banyak penggiat wisata mulai memikirkan
apa yang menjadi keutamaan untuk memberikan servis terbaik bagi wisatawan
muslim. Mulai dari penyediaan tempat ibadah, hingga makanan halal.
Banyak warga muslim yang mengkhawatirkan tentang
makanan halal jika melancong ke Jepang. Apalagi budaya masakan Jepang yang
sebagian bukan merupakan makanan halal. Makanan
halal menjadi sorotan menarik bagi para penggiat wisata di Jepang. Berbagai
restoran berlabel halal mulai bermunculan seiring dengan bertambahnya angka
wisatawan negara Islam di Jepang. Bahkan hotel dan tempat wisata lainnya mulai
mempelajari makanan halal yang merupakan pokok utama dari syariat Islam.
Berbagai organisasi non-profit di Jepang juga
ikut berpatisipasi dalam hal ini. Salah satunya adalah Japan Halal Association (日本ハラール協会). Tujuan dari asosiasi ini adalah menciptakan penyediaan makanan yang
sehat dan sesuai dengan aturan Islam dengan mengambil tema “Halal living for every home”. JHA juga berusaha menciptakan
kehidupan dan suasana yang nyaman bagi waraga muslim yang tinggal di Jepang
dengan fokus utama dalam hal makanan, serta berperan aktif untuk memberikan
jaminan yang diperoleh dari pemerintah, perusahaan, dan lingkungan terkait.
Selain itu sertifikasi halal serta sosialisasi tentang makanan halal juga
merupakan kegiatan konkret yang dijalankan oleh asosiasi ini.
Sertifikasi halal di Jepang bahkan sudah terbit
untuk berbagai produk makanan di Jepang. Bahkan organisasi yang serius dengan
hal ini terpantau cukup banyak. Diantaranya:
- Japan Muslim
Association. Organisasi keagamaan yang berpusat di Shibuya, Tokyo.
- Japan Halal
Association (JHA), Osaka.
- Halal Japan
Business Association
- Nippon Asia
Halal Association (NAHA), Chiba.
- Japan Islamic
Trust. Didirikan pada 17 Februari 1994, Tokyo.
- Islamic
Center Japan.
Didirikan pada tahun 1968 dan resmi menjadi organisasi keagamaan
pada tahun 1975.
Sedagaya, Tokyo.
- Malaysia
Halal Corporation, Minato-ku, Tokyo.
Dengan begini kekhawatiran wisatawan muslim yang
hendak pergi ke Jepang dapat teratasi. Jepang dapat membangun sektor
pariwisatanya dan ikut berkontribusi dalam pertukaran budaya internasional,
khususnya dengan wisatawan muslim.
No comments:
Post a Comment