Maiko dan Geiko
Kita mengenal Geisha tentu dengan berbagai definisi yang lahir dari setiap sudut pandang orang yang berbeda. Secara harfiah Geisha adalah Seniman, Gei (芸) adalah Seni, dan Sha (者) adalah Orang. Pada pertengahan Zaman Edo Geisha merupakan salah satu profesi yang sangat terkenal. Profesi dari Geisha adalah menghibur. Seorang Geisha merupakan orang yang dapat menguasai seni tari dan memainkan berbagai macam alat musik. Pada Zaman Edo di kota-kota seperti Kyoto dan Osaka, Geisha dibagi menjadi dua, laki-laki dan perempuan. Umumnya Geisha pria menghibur dengan memainkan alat musik seperti Taiko (gendang) dan lain-lain. Sedangkan Geisha wanita menari dan juga memainkan alat musik. Geisha wanita juga kadang disangkut-pautkan dengan wanita penghibur lain untuk para lelaki mabuk. Pada Zaman Meiji, istilah Geisha hanya dipakai untuk wanita saja, dan sampai sekarang Geisha identik dengan wanita.
Panggilan untuk Geisha dibagi menjadi dua, yaitu Maiko dan Geiko
Maiko (舞妓) dan Geiko (芸妓)
merupakan professional yang melayani tamu pada acara perjamuan. Sedangkan kota
tempat dimana Maiko dan Geiko berada disebut dengan Kagai/Hanamachi (花街). Di Jepang daerah yang
terkenal dengan Kagai adalah Kyoto. Terdapat
5 Kagai di Kyoto, salah satu yang
paling terkenal adalah Gion (祇園).
Maiko (sebelah kiri)
Sumber Gambar: Wikipedia
Biasanya karakteristik dari Maiko dan Geiko adalah make-up wajah dengan warna putih dan
memakai Kimono dengan corak yang
mencolok.
Sumber Gambar: Wikipedia
Hubungan antara Maiko dan Geiko adalah, Geiko merupakan
posisi di atas dari Maiko. Jika seorang Maiko sudah dapat berdiri sendiri tanpa
bimbingan dari Geiko, maka bisa dikatakan seorang Maiko sudah dapat dikatakan
sebagai seorang Geiko. Yang artinya Maiko adalah fase pelatihan untuk bisa menjadi
seorang Geiko. Seorang Maiko juga biasanya lebih muda dari seorang Geiko, dan lebih
lembut pembawaan karakternya.
Sekarang seorang Maiko biasanya berumur belasan sampai 20
tahun. Bahkan pada zaman dahulu seorang Maiko lebih terlihat kanak-kanak dan
biasanya lebih menampilkan karakter kekanak-kanakannya. Biasanya seorang Maiko mengenakan Furisode (振袖)
yang bercorak terang yang memiliki Kataage
(肩上げ) dan Sodeage (袖上げ).
Lalu bunga yang berada di atas kepala lebih terlihat cantik. Obi yang dipakai juga terlihat longgar,
dan memaki Okobo (bakiak tinggi ala
Jepang).
Maiko (kiri) dengan karakter "kekanak-kanakan"
dan Geiko (kanan) dengan karakter dewasa.
Okobo
Sumber Gambar: Wikipedia
Seperti yang dikatakan di atas, seorang Geiko merupakan senior
dari Maiko. Oleh karena itu, Maiko harus menempa karirnya selama beberapa tahun
untuk dapat menjadi seorang Geiko. Maiko adalah seorang “anak-anak” dan Geiko
adalah seorang “dewasa”. Pada saat menjadi Geiko, seorang Meiko harus
meninggalkan karakter kekanak-kanakannya, dan tampil dengan karakter dewasa
layaknya seorang Geiko.
Seorang Geiko biasanya menampilkan karakter dewasanya dari
penampilan Kimono yang dipakai. Panjang Sode
yang dipakai biasanya merupakan ukuran panjang pada umumnya, karakter dari
Kimono yang dipakai lebih kalem daripada yang dikenakan oleh seorang Maiko, simpul
Obi yang dikenakan adalah simpul Otaiko, dan sendal yang dipakai biasanya
adalah Zōri (草履) atau Geta (下駄).
Zōri
Sumber Gambar: Wikipedia
Geta
Sumber Gambar: Wikipedia
Biasanya dalam setiap penampilan perjamuan seorang Maiko
merupakan pendamping dari Geiko. Seorang Geiko bisanya lebih mendominasi dan
memimpin jalannya pertunjukan. Biasanya yang disajikan dari Maiko dan Geiko
adalah seni tari dan pertunjukan seni lainnya.
Seorang Maiko dan Geiko bukanlah hanya seorang Geisha atau
seniman belaka. Maiko dan Geiko harus melewati hari-hari untuk menjadi seorang
Geisha. Oleh karena itu dengan panjangnya perjuangan menjadi seorang Geisha, di
situlah letak keindahan seni dari Geisha. Dengan hanya memakai Kimono saja
keindahan tersebut tidak akan lahir tanpa adanya perjuangan untuk menjadi
seorang seniman penghibur.
No comments:
Post a Comment